Tahukah Anda ??
Persoalan perokok remaja telah mendapat banyak perhatian oleh masyarakat Indonesia. merokok dapat menjadi kebiasaan jangka panjang yang dapat merugikan individu secara ekonomi dan kesehatan. Rokok bukanlah fenomena baru, tetapi hingga saat ini tetap menjadi permasalahan utama di Indonesia. Rokok menjadi akar dari beragam masalah kesehatan yang memiliki dampak negatif seperti bronkitis kronis, penyakit jantung iskemik, penyakit paru-paru kronis, kandung kemih, pancreas, dan stroke, kanker (Riska, Diba dan Kasih, 2022). Ada berbagai alasan mengapa remaja sering merokok, diantaranya percobaan rasa keingintahuan, faktor teman, dan terlihat lebih percaya diri (Erfiana dan Setiawan, 2021).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok
Menurut teori Lawrence Green Perilaku individu didasari oleh tiga faktor diantaranya faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah, mendasari atau memotivasi untuk dapat melakukan suatu tindakan (Notoadmodjo, 2012). Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan suatu tindakan dapat terjadi. Faktor pendorong adalah faktor yang menguatkan terjadinya perilaku individu.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain observasional analitik. Rancang bangun penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri putra yakni sebanyak 53 santri. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total populasi dikarenakan mengambil keseluruhan populasi. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square dengan melihat keeratan hubungan pada koefisien kontingensi
Hasil Penelitian
Berdasarkan distribusi hasil kuesioner alasan psikologis menunjukkan bahwa bahwa hampir setengah responden menjawab setuju bahwa merokok dapat meningkatkan rasa percaya diri, ingin tahu bagaimana rasanya rokok, ingin mengurangi beban pikiran selama kesulitan belajar di Pesantren, dan ingin mencoba rokok ketika melihat orang lain di sekitar yang merokok. Berdasarkan uji Chi-Square dengan melihat keeratan hubungan pada koefisien kontingensi diperoleh nilai koefisien 0,589 yang artinya terdapat tingkat hubungan sedang antara alasan psikologis dengan perilaku merokok. Hasil Penelitian Lengkap
Penulis : Afilda Nafilah Rachman
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya